RESUME
AKHLAK TASAWUF
Tentang
FAKTOR FAKTOR DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK
Oleh:
HANDAYANI
310.006
Dosen pembimbing:
EL KHAIRATI MA
JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYRI’AH
IAIN IMAM BONJOL PADANG
1432 H / 2011 M
FAKTOR FAKTOR DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK
1.Tabi’at(adat
/ kebiasaan)
Adalah
setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang ulang
dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan,
tidur, olahraga, dan sebagainya.Dengan demikian Abu zikri berpendapat:
“Perbuatan
manusia, apabila dikrjakan secara berulang ulang sehingga menjadi mudah untuk
melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan”.
Perbuatan
yang telah menjadi kebiasaan, tidak cukup hanya diulang ulang saja, tetapi
harus disertai kesukaan dan kecendrungan hati terhadapnya. Orang yang sedang
sakit, rajin berobat, minum obat, mematuhi nasihat nasihat dokter, tidak bisa
dikatakan kebiasaan, sebab dengan begitu dia mengharpkan sakitnya lekas sembuh.
Apabila dia telah sembuh, dia tidak akan berobat lagi ke dokter. Jadi
terbentuknya kebiasaan itu, adalah karena adanya kecendrungan hati yan g
diiringi perbuatan.
Adapun
ketentuan sifat sifat kebiasaan itu, ialah:
a.Mudah
dilakukan
b.menghemat
waktu dan perhatian
Hal ini
dapat dilihat ketika orang baru belajar naik sepeda yang sering jatuh. Namun,
dengan latihan berulang ulang akhirnya ia bisa naik sepeda dengan baik. Karena
sudah menjadi kebiasaan, naik sepeda dilakukan dengan mudah. Juga ketika
seorang anak baru belajar membaca. Pada awalnya sulit mengucapkan kata kata
dengan mudah dan lancer. Dengan rajin belajar dan membaca, akhirnya si anak
dapat membaca dengan lancar dan cepat.
Pada
perkembangan selanjutnya suatu perbuatan
yang dilakukan berulang ulang dan telah menjadi kebiasaan, akan dikerjakan
dalam waktu singkat, menghemat waktu dan perhatian. Kalau dia sudah pandai
menulis, dengan sedikit waktu dan perhatian, akan menghasilkan tulisan yang
banyak.
2.Lingkungan
(milieu)
Salah satu aspek yang turut dalam memberikan saham dalam
terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalh factor lingkungan
dimana seseorang berada.
Milieu artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup, meliputi
tanah dan udara, sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya,
seperti, negeri, lautan, udara dan masyarakat. Dengan perkataan lain, milieu
adalah segala apa yang melingkupi manusia dalam arti yang seluas luasnya.
Milieu
itu ada dua macam:
a.Milieu
alam
b.Milieu
rohani/social
a.Lingkungan alam
Alam yang melingkupi manusia
merupakan factor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang.
Lingkungan alam ini dapat mematahkan atau mematangkan petumbuhan bakat yang
dibawa seseorang. Jika kondisi alamnya jelek, hal itu merupakan perintang dalam
mematangkan bakat seseorang, sehingga hanya mampu berbuat menurut kondisi yang
ada. Sebalinya jika kondisi alam itu baik, kemungkinan seseorang dapat berbuat
lebih mudah dalam menyalurkan persediaan yang dibawanya lahir dapat turut
menentukan. Dengan kata lain kondisi alam ini ikut mencetak akhlak manusia yang
dipangkunya.
Orang yang tinggal di gunung gunug
dan di hutan hutan akan hidup sebagai pemburu atau petani yang berpindah
pindah, sedang tingkat kehidupan ekonomi dan kebudayaannya terbelakang
dibandingkan dengan mereka yang hidup di kota.Adapun masyarakat yang hidup di
pantai pantai, dipengaruhi yang mencetak budaya mereka sebagai nelayan dan
bahariawan dan tingkah laku merekapun selalu berafiliasi ke laut. Orang orang
yang menempati daerah pertanian yang subur terbentuk pula kelakuannya oleh
suasana pertanian. Daerah kutub yang
dingin membuat orang orangnya berpakaian dan tata cara yang khas, selalu
memakai baju tebal dan memakan binatang binatang yang tersedia di kutub. Sedangkan
manusia padang pasir gersang, panasnya
udara mengukir pula kelakuan mereka sehari hari, baik ekonomi maupun budayanya.
b.Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selau berhubungan
dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu,
dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam pikiran, sifat dan tingkah laku.
Lingkungan pergaulan ini dapat
dibagi kepada beberapa kategori:
1.Lingkungan dalam rumah tangga: akhlak orang tua dirumah dapat
pula mempengaruhi akhlak anaknya.
2.Lingkungan sekolah: akhlak anak sekolah dapat terbina dan
terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru guru di sekolah.
3.Lingkungan pekerjaan: suasana pekerjaan selaku karyawan dalam
suatu perusahaan atau pabrik dapat mempengaruhi pula perkembangan pikiran,
sifat dan kelakuan seseorang.
4.Lingkungan organisasi jama’ah: orang yang menjadi anggota dalam
suatu organisasi (jama’ah) akan
memperoleh aspirasi cita cita yang digariskan oleh organisasi itu. Cita cita
itu mempengaruhi tindak tanduk anggota organisasi. Hal itu tergantung pula kepada
lonngar4 dan disiplinnya organisasi.
5.Lingkungan kehidupan ekonomi (perdagangan): karena masalah
ekonomim adalah masalah primer dalam hajat hidup manusia, hubungan ekonomi
turut memepengaruhi pikiran dan sifat sifat seseorang.
6.Lingkungan pergaulan yang bersifat umum dan bebas, contohnya akibat pergaulan
seorang remaja dengan rekan rekannya yang sudah ketagihan obat bius(morphinis),
maka dia pun akan terlibat menjadi pencandu obat bius. Sebaliknya jika remaja
itu bergaul dengan sesame remaja dalam bidang bidang kebajikan, niscaya
pikirannya, sifatnya, dan tingkah lakunya akan terbawa kepada kebaikan.
3.Pendidikan
Pendidikan
sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan perilaku akhlak seseorang.
Sebelumnya kita belum banyak tahu perhitungan, setelah memasuki jenjang
pendidikan sedikit benyak mengetahui. Kemudian dengan bakal ilmu tersebut kita
dapat memiliki wawasan luas dan diterapkan dalam tingkah laku ekonomi. dan
tenaga pendidik harus propesional dalam bidangnya. Agar dapat memberi wawasan
materi, mengarahkan dan bimbingan anak didiknya dengan baik.
Lingkungna
sekolah dalam dunia pandidikan merupakan tempat bertemunya semua watak.
Ada anak yang nakal, berprilaku baik dan
sopan dalam berbahasa dan sifatnya, pandai dalam berbicara, dan berinteraksi sesamanya.[1]
RESUME AKHLAK TASAWUF Tentang FAKTOR FAKTOR DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK