ILMU KALAM
Makalah
Tentang
Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Kalam
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam
Oleh :
Handayani :310.006
Dosen pembimbing:
AULIA FAHMI. MA
JURUSAN
PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM ( PMH ) FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
IMAM
BONJOL PADANG
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur selalu kita panjatkan atas kehadiran Allah, yang selalu mencurahkan
rahmat dan karunia Nya kepada kita dan terutama kepada penulis makalah ini,
karna berat rahmat dn karunia Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ilmu kalam ini, yang membicarakan
tentang ruang linkup ilmu kalam, hubungan ilmu kalam dengan filsafat, serta
hubungan ilmu kalam dengan tasawuf.
Selanjutnya
salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, karna
berkat beliau lah kita dapat mengecap manisnya ilu pengetahuan seperti yang
kita rasaka pada saat sekarang ini. Seterusnya ucapan terima kasih penulis
ucapkan kepada dosen pembimbing kita yang telah mempercayai kami untuk
menyelesaikan makalah ini, dan kepada kawan-kawan yang telah ikut berpartisifasi
dengan kami.
Padang, 2 April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………............. 2
DAFTAR
ISI………………………………………………………………… .. 3
BAB
I :
PENDAHULUAN……………………………………………… 4
BAB
II : PEMBAHASAN…………………………………………........... 5
1. Ruang
Lingkup Ilmu Kalam…...………….…………………… 5
2. Hunbungan
Ilmu Kalam Dengan Filsafat, dan Tasauf………... 6
3. Titik
Persamaan antara Ilmu Tauhid, Filsafat, dan Tasauf…...... 6
4. Titik
Perbedaan…………………………………………………. 9
5. Penjelasan
tentang tauhid……………………………………..... 10
BAB III :KESIMPULAN………………………………………................... 12
DAFTAR
REFERENSI……………………………………………………...... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Islam
ternyata tidak sesempit yang di pahami orang pada umumnya. Dalam sejarah terlihat bahwa islam yang bersuber kepada
Al-Qur’an dan Sunnah dapat berhubungan dengan pertumbuhan mesyarakat luas. Dari
persentuhan tersebut lahir berbagai disiplin ilmu keislaman, seperti:
v Ilmu kalam
v Filsafat
v Tasawuf
Dalam ketiga
bidang disiplin ilmu keislaman tersebut terdapat bintang-bintang pakar
ensiklopedik yang bertaraf internasional dan pemikiran mereka hingga sekarang
masih tetap relevan. Melalui tangan tangan kreatif merekalah ilmu pengetauan
yang berada di belahan timur dan Yunani
yang hamper hancur dapat diintegrasikan kembali sehingga lahir dalam sosok baru
yang disoroti dengan nuansa keislaman. Karya mereka hingga sekarang memenuhi
pustaka-pustaka baik di timur maupun di barat.
Dan ketiga
disiplin ilmu di atas lah yang akan penulis coba paparkan di dalam makalah ini,
yaitu tentang ruang linkup ilmu kalam,
hubungan ilmu kalam dengan tasawuf serta hubungan ilmu kalam dengan filsafat.
Sebelumnya kami sebagai pemakalah minta maaf apabila ada kesalahan terdapat
dalam makalah kami,hal itu karna kurangnya ilmu dan reverensi kami.
BAB II
PEMBAHASAN
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU KALAM
Sebelum kita
masuk kepada ruang lingkup ilmu kalam, kita akan membahas sedikit tentang ilmu
kalam itu sendiri. Ilmu kalam adalah istilah laim dari aqidah. Kalam artinya
berbicara, atau pembicaraan.[1]
Dinamai
dengan ilmu kalam karna banyak dan luasnya dialog dan perdebatan yang terjadi
antara pemikir aqidah tentang beberapa hal. Misalnya, tentang
Al-Qur’an apakah khaliq atau bukan, hadist atau qadim. Tentang taqdir, apakah
manusia punya hak ikhtiar atau tidak. Tentang orang yang berdosa besar, kafir
atau tidak, dan lain sebagainya. Pembicaraan dan perdebatan luas seperti itu
terjadi setelah cara berfikir rasional dan filsafat mempengaruhi ulama-ulama
dan pemikir-pemikir Islam.
1.
RUANG
LINGKUP ILMU KALAM
Ruang
lingkup ilmu kalam[2]adalah:
a)
Ilahiah
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan Ilah
(Tuhan,Allah) seperti wujud Allah, nama-nama Allah dan sifat-sifat Allah, af’al
dan lain sebagainya.
b)
Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Nabi dan Rasulullah, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah,mu’jizat.
Karamat dan lain sebagainya.
c)
Ruhaniyah
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh, dan lain
sebagainya
d)
Sam’iyyat
Yaitu segala sesuatu yang hanya
bisa diketahui lewat sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan sunnah) seperti
alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka, dan lain
sebagainya.
Disamping
sistematika di atas, pembahasan ilmu kalam juga bisa mengikuti sistematika
arkamul iman[3],
yaitu:
Ø Iman kepada
Allah SWT
Ø Iman kepada
Malaikat
Ø Iaman kepada
kitab-kitab Allah
Ø Iman kepada
Nabi dan Rasullah
Ø Iman kepada
hari kiamat
2.
HUBUNGAN
ILMU KALAM DENGAN FILSAFAT dan TASAWUF
Ø Filsafat
Filsafat
berkembang di timur tengah bermula ketika oleh Alexander yang berusaha untuk
menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia. Dia juga mendirikan sekolah-sekolah
baru dengan pemikiran filsafat yang diarahkan kepada soal-soal etika, yaitu
bagaimana manusia harus mengatur tingkah laku untuk hidup bahagia.
Dan
seterusnya dilanjutkan oleh khalifah bani Umaiyah yang menerjemahkan karya-karya
pengetahuan dan filsafat Yunani ke dalam bahasa arab[4].
Melalui penerjemahan itulah para cendikiawan Islam dapat mengetahui ilmu
pengetahuan dan filsafat. Dan penerjemahan itu selanjutnya dikembangkan oleh
Khalifah Abbassiyah dengan cara menyuruh para ahli untuk menyalin buku-buku
Yunani ke dalam bahasa Arab, mendirikan madrasah dan menerbitkan kitab-kitab
yang lengkap.
Sehingga
bermunculan ahli-ahli, seperti Muhammad, Ahmad dan Hasan yang ahli di bidang
matematika. Al-Asma yang ahli ilmu pengetahuan alam. Kabir di bidang kimia,
Al-biruni di bidang astronomi, geografi, sejarah, dan matematika, Ibnu
al-Haitan di bidang optika dan lain-lain[5].
Dengan
masuknya filsafat ke dunia Islam
terutama filsafat ketuhanan, nampaknya menimbulkan berbagai macam persoalan,di
antaranya sejauh mana pertaliannya dengan ilmu kalam.[6]
I.
Pertalian antara ilmu kalam dengan filsafat
aa) Sama-sama
mempergunakan dalil akal.
Pengguanaan
akal begi filosof tidak lah asing lagi, karna inti dari filsafat adalah
kerfikir. Dan untuk ilmu kalam untuk
merumuskan dalil-dalil dalam menetapkan aqidah Islamiyah juga menggunakan akal.
ab) Bertujuan
sama mencari kebenaran
Dengan
ringkas dapat di pahami bahwa kedua ilmu ini sama-sama mencari hakekat atau
kebenaran yang sesungguhnya.karna persamaan itulah para penulis barat (H.
Ritter, E. Renan, Tenneman Haarbrucher) mengatakan “aliran-aliran teologi Islam
mencerminkan filsafat Islam yang sebenarnya”.
Ø Tasawuf
Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf
berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan
yang mendalam melalui hati (dzauq dan wijdan) terhadap ilmu tauhid atau ilmu
kalam menjadikan ilmu tasawuf lebih terhayati atau teraplikasikan dalam
perilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf merupakan penyempurnaan ilmu tauhid
jika dilihat dari sudut pandang bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi terapan
rohaniyah dari ilmu tauhid[7].
Ilmu kalam pun berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena
itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan dengan akidah, atau lahir suatu
kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunah, hal itu
merupakan penyimpangan atau penyelewengan. Jika bertentangan atau tidak pernah
diriwayatkan dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah, atau belum pernah diriwayatkan oleh
ulama-ulama salaf, maka hal itu harus ditolak.
Selain itu, ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai pemberi kesadaan rohaniyah
dalam perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia
Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional dan muatan
naqliyah. Jika tidak diimbangi oleh kesadaran rohaniayah. Ilmu kalam dapat
bergerak ke arah yang lebih liberal dan bebas. Disinilah ilmu tasawuf berfungsi
memberi muatan rohaniah sehingga ilmu kalam tidak dikesani sebagai dialektika
keislaman belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan secara
qalbiyah (hati).
Bagaimanapun amalan-amalan tasawuf mempunyai pengaruh yang besar dalam
ketauhidan. Jika rasa sabar tidak ada, misalnya, muncullah kekufuran. Jika rasa
syukur sedikit, lahirlah suatu bentuk kegelapan sebagai reaksi.
Begitu juga ilmu tauhid dapat memberi kontribusi kepada tasawuf. Sebagai
contoh, jika cahaya tauhid telah lenyap, akan timbullah penyakit –penyakit
qalbu, seperti ujub, congkak, riya’, dengki, hasud, dan sombong. Andaikata
manusia sadar bahwa Allah-lah yang memberi, niscaya rasa hasud dan dengki akan
sirna. Kalau saja dia tahu kedudukan penghambaan diri, niscaya tidak memiliki
rasa sombong dan membanggakan diri. Kalau saja manusia sadar bahwa dia betul =
betul hamba Allah, niscaya tidak akan ada perebutan kekuasaan. Kalau saja
manusia sadar bahwa Allah-lah pencipta segala sesuatu, niscaya tidak akan ada
sifat ujub dan riya’. Dari sinilah dapat dilihat bahwa ilmu tauhid merupakan
jenjang pertama dalam pendakian menuju Allah (pendakian para kaum sufi)[8].
Untuk melihat lebih lanjut hubungan antara ilmu tasawuf dan ilmu tauhid,
alangkah baiknya bila kita memperhatikan paparan Al-Ghazali. Dalam bukunya yang
berjudu Asma – Al-Husna, Al-Ghazali menjelaskan dengan baik mengenai persoalan
tauhid kepada Allah, terutama berkenaan dengan baik mengenai persoalan tauhid
kepada Allah, terutama dengan nama-nama Allah yang merupakan materi pokok ilmu
tauhid.. nama Tuhan Ar-Rahman dan Al-Rahim, pada aplikasi rohaniahya merupakan
sifat yang harusd iteladani. Jika sifat Ar-Rahman ddiaplikasikan, seseorang
akan memandang orang yang durhaka dengan kelembutan bukan kekerasan; melihat
orang dengan mata rahim, bukan dengan mata yang menghina, bahkan ia mencurahkan
ke-rahim-annya kepada orang yang durhaka agar orang tersebut dapat
diselamatkan,. Jika melihat orang lain menderita atau sakit, orang yang rahim
akan segera menolongnya. Nama lain Allah yang patut diteladani adalah Al-Dudus
(Mahasuci). Seorang hamba akan suci kalau berhasil membebaskan pengetahuan dan
kehendaknya dari khayalan dan segala persepsi yang dimiliki binatang.
Dengan ilmu tasawuf, semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu tauhid
terasa lebih bermakna, tidak kaku, tetapi akan dinamis dan aplikatif.
3.
TITIK
PERSAMAAN ANTARA ILMU TAUHID, FILSAFAT DAN TASAWUF
Ilmu Kalam, filsafat dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek
kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu dengan-Nya. Objek kajian
filsafat adalah masalah ketuhanan disamping masalah alam, manusia dan segala
sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni
upaya-upaya pendekatan terhadapnya. Jadi dilihat dari aspek objeknya, ketiga
ilmu itu membahas tentang masalah yang berkaitan dengan ketuhanan
Baik ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama,
yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran
tentang Tuhan dan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri
pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia atau
tentang Tuhan. Sementara itu Tasawuf dengan metodenya yang tipikal berusah
menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan kebenaran spiritual menuju Tuhan.
4.
TITIK
PERBEDAAN ANTARA ILMU TAUHID, FILSAFAT DAN TASAWUF
Perbedaan diantara ketiga Ilmu tersebut terletak pada aspek
metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika disamping
argumentasi-argumentasi naqliyah berfungsi untuk empertahankan keyakinan ajaran
agama, yang sangat tampak nilai apologinya. Ilmu Kalam berisi
keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang dipertahankan melalui argumen-argumen
rasional, sebagian ilmuan berpendapat bahwa ilmu ini keyakinan-keyakinan
kebenaran agama, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman
keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Sementara itu filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran rasional, metode yang digunakanpun adalah metode rasional.
Filsafatmenghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi secara radikal
(mengakar) dan integral (menyeluruh) serta universal (mengalam); tidak merasa
terikat oleh iketan apapun, kecuali oleh ikatan tanganya sendiri bernama
logika.
Adapun ilmu tasawuf aedalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada
rasio. Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah
ilmu yang prosesnya diperoleh oleh rasa, ilmu tasawuf bersifat sanagt
subyektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah sebabnya
bahasa tasawuf tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio, hal ini karena
pengalaman rasa sangat sulit dibahasakan.
5.
PENJELASAN
TENTANG TAUHID
Tauhid
artnya mengesakan ( mengesakan Allah–tauhidullah ). Ajaran tauhid adalah tema
sentral aqidah dan iman, oleh karena itu aqidah dan iman diidentikkan dengan istilah
tauhid[9].
Tauhid
adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas
tentang wujud Allah., tentang sifat-sifat yang wajib tetap padaNya, juga
menjelaskan tentang ara Rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, meyakinkan
apa yang wajib ada pada mereka.
Asal makna
tauhid adalah meyakinkan bahwa Allah itu satu tidak ada syarikat bagi Nya.
Sebab ndi namakan ilmu tauhid adalah karna
bagian yang terpenting menetapkan sifat wahdah bagi Allah[10].
Dalam
hubungan antara Allah dengan hambaNya, baik keyakinan, pengakuan dan
pengabdian, sebagian ulama mutakallimin membagi tauhid kepada beberapa macam,
sebagai berikut:
v Tauhid
rububiayah
Tauhid
rububiyah adalah pengakuan yang bulat atau keyakinan penuh bahwa Allah sajalah
yang menciptakan dan mengatur alam semesta ini[11].
Dan juga kepercayaan manusia atas ke Maha kuasaan Tuhan, Maha melihat Tuhan,
seperti yang terdapat di Asmaul-husna[12].
v Tauhid
huluhiyah
Tauhid
uluhiyah juga di sebut tauhid ubudiyah yaitu penyembahan. Maksudnya, hanya
Allah sajalah satu-satunya yang patut disembah, tidak boleh ada menghadapkan
pengabdian kepada selainNya[13].
Dan
kepercayaan manusia kepada Tuhan dalam bentuk menta’ati segala perintahNya dan
menjauhi segala laranganNya.[14]
v Tauhid sifat
Ialah
pemahaman tauhid kepada Allah yang mempercayai bahwa Allah itu mempunyai
sifat-sifatyang sempurna dan tidak serup dengan sifat-sifat yang dimiliki
makhlukNya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat
kita tarik kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kalam itu ada empat, yaitu:
v Ilahiyat
v Nubuwat
v Ruhaniyat
v Sam’iyyat
Dan antara
ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf sangat erat hubungannya, karna ketiga-tiganya
saling terkait antara satu dengan yang lain. Filsafat tidak akan benar tanpa di
iringi dengan Aqidah yang benar dan pengamalan tasawuf juga brperan untuk
mencapai hasil filsafat yang bagus. Begitu juga dengan tasawuf, aliran tasawuf
tidak akan bisa di akui tanpa adanya penalaran filsafat dan peninjauan Aqidah.
Selanjutnya
tentang masalah tauhid, tauhid adalah ilmu yang mebahas tentang keesaan Tuhan
atau ilmu yang mengesakan Tuhan serta sifat-sifat Tuhan itu sendiri.bahwa Tuhan
itu satu tidak ada syerikat denganNya. Untuk Tauhid dibagi oleh ulama
mutakallimin menjadi tiga bagian, yaitu:
o
Tauhid rububiyah
o
Tauhid uluhiyah/ubudiyah
o
Tauhid sifat
REFERENSI
Nata, Abuddin, Ilmu Kalam
Filsafat dan Tasawuf, Jaya Grafindo Persada
Ilyas,Yunahar, Kuliah
Aqidah Islam, LPPI
Syekh Abduh, Muhammad, Risalah Tauhid, Bulan Bintang
Kamal, Tamrin, TEOLOGI ISLAM Mengawali Studi Ilmu Kalam Dengan Pemahaman Tauhid
Afif, Abdullah, Tauhid Dalam Pendekatan Fisika Modern
Nasution, harun, Teologi Islam, Jakarta, UI Press, 2010
Ghazali, Adeng Muchtar, Perkembangan Ilmu Kalam, Bandung, cet. I, 2005
Rozak, Abdul, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung, 2006
www.goggle.com
www.goggle.com
[1] Ilyas,Yunahar, Lc, M.A, Kuliah Aqidah Islam, LPPI, hal: 5
[2]
Ibid, hal: 6
[3]
www.goggle.com
[4]
Nata, Abuddin, Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawuf, jaya grafindo
persada, hal, 45
[5]
Ibid, hal, 51
[6]
Kamal, Tamrin, TEOLOGI ISLAM Mengawali
Studi Ilmu Kalam Dengan Pemahaman Tauhid, hal: 38
[7]
www.goggle.com
[8] Op, cit, hal, 75
[9] Ilyas,Yunahar, Lc, Kuliah Aqidah Islam, LPPI, hal, 5
[10]
Syekh Abduh, Muhammad, Risalah Tauhid,
bulan bintang, hal, 3
[11]
Kamal, Tamrin, TEOLOGI ISLAM Mengawali Studi Ilmu Kalam Dengan Pemahaman
Tauhid, hal, 14
[12]Afif,
Abdullah, Tauhid Dalam Pendekatan Fisika
Modern, hal, 16
[13]
Op, cit, hal, 15
[14]
Opcid, hal: 21
ruang lingkup pembahasan ilmu kalam