MAKALAH
‘ULUMUL
QUR’AN
Tentang
‘ULUMUL
QUR’AN DAN PERKEMBANGANNYA
Oleh
:
HANDAYANI
310.006
Dosen
pembimbing :
Dr.
ASRINA, M.Ag
JURUSAN
PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS
SYARI’AH
IAIN IMAM BONJOL
PADANG
1432 H / 2011 M
KATA
PENGANTAR
Ulumul
qur’an merupakan wujud studi al qur’an yang menjadi salah satu mata kuliah
dasar di lingkungan IAIN pada umumnya. Dilihat dari segi kedudukannya dalam
studi ilmu keislaman, bidang studi ulumul qur’an ini menempati posisi yang
mendasar. Sebagaimana bidang studi keislaman lainnya, studi ulumul qur’an
berjalan secara tradisional yang biasanya dimaksudkan di samping sebagai
transfer pengetahuan juga terutama untuk mempertahankan berbagai doktrin
keagamaan. Karena itu, sejauh perkembangannya Ulumul qur’an mengalami dinamika
wacana antara dimensi dogmatis yagng stagnan dengan pergulatan pemikiran yang
muncul sebagai akibat perkembangan perkembangan dan perubahan zaman. Setelah
datangnya zaman modern, wacana keagamaan khususnya yang menyangkut ‘Ulumul Qur’an
menjadi marak kembali, yakni dengan hidupnya kembali pemikiran nasional
mu’tazilah di tangan Muhammad Abduh.Namunkarena pendekatan studi dalam hal itu
tidak terlalu jauh keluar dari bingkai atau paradigm pendekatan dogmatis.
Pergulatan
pemikiran yang lebih sengit terjadi pada saat ini ketika dunia ilmu pengetahuan
berkembang dengan begitu menakjubkan sebagai akibat dari kemajuan rekayasa
metodologi dengan bendera apa yang disebut dengan pendekatan ilmiah. Sebagai
dimklumi bahwa pendekatan ilmiah mendudukkan segala objeknya pada kedudukan yag
sama tanpa diskriminasi. Objek objek tersebut menjadi olahan dan dan
kritik.Tidak ada objek yang kebal kritik.Di sini timbul problem ketika
pendekatan itu ditetapkan kepada studi Alqur’an dan Ulumul Qur’an. Dalam hal
ini timbul berbagai kecendrungan dalam menyikapinya, mulai dari sikap
konservatif, sikap moderat yang ingin mendamaikan kedua pendekatan tersebut,
sampai kepadasikap radikal dengan menggunakan pendekatan ilmiah murni.
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
pokok diturunkannya Al qur’an adalah berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia
dan sebagai pembeda antara hak dan bathil. Hal itu tentu saja sangat penting
artinya bagi manusia karena tujuan utama diturunkannya kitab suci itu adalah untuk
menuntun kehidupan manusia ke jalan yang benar yang berujung pada tercapainya
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al qur’an yang berfungsi sangat vital bagi
manusia itu penuh dengan pesan pesan dari Allah maka untuk memahami pesan Al
qur’an tersebut diperlukan satu upaya yang disebut dengan tafsir. Oleh Muhammad
husein Az Zahabi bahwa tafsir didefenisikan sebagai:
“Pengetahuan
yang membahas tentang maksud maksud Allah dalam Al qur’an sesuai dengan
kemampuan manusia yang didukung dengan berbagai disiplin ilmu untuk membantu
memahami maksud maksud Allah tersebut”.
Menafsirkan
Al qur’an bukanlah hal yang mudah. Hal ini karena sejarah mencatat bahwa di
dalam Al qur’an terdapat banyak kosa kata yang tidak atau belum dapat dipahami
oleh sahabat. Umar bin khattab misalnya, menurut riwayat yang bersumber dari
anas bin malik pernah ditanya tentang kata Abban)ا با)yang terdapat dalam Al qur an surah abbasa ayat 31, yang dijawab dengan petanyaan, kita
dilarang memberatkan diri dalam hal memahami sesuatu diluar kemampuan kita.
Pernyataann Umar ini memberikan indikasi bahwa tidak semua kosa kata yang ada
dalamAl qur’an dapat dipahami dengan tepat oleh para sahabat, padahal mereka
adalah orang Arab asli yang lansung menerima Al qur’an yang berbahasa arab dari
Nabi Muhammad SAW, dan menyaksikan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi
turunnya ayat ayat al qur’an tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
ULUM AL QUR’AN DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Pengertian
Al qur an dan Ulum Al qur an
Al qur’an
Adalah
firman Allah yang mu’jiz, diturunkan kepada seorang nabi yang terakhir, melelui
jibril yang tertulis di dalam mashahif, yang diriwayatkan kepada kita dengan
mutawatir, merupakan ibadah bila membacanya, dimulai dengan surah Al fatihah,
dan diakhiri dengan surah An naas.
Definisi
ini merupakan kata sepakat antara ulama dan ahli ushul. Al qur’an diturunkan
Allah sebagai tata urutan bagi semua bangsa, petunjuk untuk semua makhluk,
tanda bukti atas kebenaran rasul, dalil qath’I atas kenabian dan risalahnya.
Dan sebagai hujjah yang tetap tegak hingga hari kemudian menyaksikan bahwasanya
kitab yang diturunkan dari sisi Allah yang Maha Bijaksana.
Syaikh
Manna’ Al qathan dalam kitabnya Mabahits fi ‘ulumul qur an mendefinisikan Al
qur’an sebagai berikut: Asal katanya adalah Qara-a yang memilki arti
mengumpulkan dan menghimpun. Qara-a,
yaqra-u, qira-ah, Al qur an asalnya sama dengan qira-ah, yaitu mashdar dari qara-a, qira-atan wa qur-anan yang
berarti merangkai huruf huruf dan kata kata satu dengan yang lainnya dalam satu
ungkapan yang teratur.
Qur-anah
di sini berarti qira-ah (bacaan atau cara membacanya). Jadi kata itu adalah
mashdar menurut wazan (tashrif) darunkata fu’lan seperti ghufran dan syukron. Nada dapat mengatakan: qara’tuhu, qur-an,
qira-atan, dan qur-anan, dengan satu makna. Dalam konteks ini maqru’(yang
dibaca, sama dengan qur-an)yaitu satu penamaan isim maf’ul dengan mashdar.[1]
Ulumul qur’an
Pengertian
ulumul qur’an yang dikemukakan oleh para ahli tidak sedikit jumlahnya. Antara
lain:
1. Az
Zarqoni
امباحث تتطق با لقران
الكريم من ناحيةنزوله وترتيبه وجمعه كت بته و قراءته وتفسيره و اعجازه و ناسخه
ومنسوخه الشبه عنه نحو ذلك
Ulumul
qur’an adalah ilmu ilmu yang membicarakan hal hal yang berhubungan dengan Alqur
anul karim, yaitu dari aspek turun, susunan, pengumpulan, tulisan, bacaan,
penjelasan(tafsir), mukjizat, nasikh, mansukhnya, serta menolak terhadap hal
hal yang dapat mendatangkan keraguan
terhadapnya(Al Qur’an).
2. As
Suyuthi
علم
يبحث فيه عن احوال الكتا ب العزيز من حهة نزوله وادبه و لفظه ومعنه المتعلقت الحكم
وغيرذلك
Ilmu
yang membahas seluk beluk Al qur’an, di antaranya yaitu yang membicarakan aspek
turunnya, sanadnya, bacaannya, lafaznya, maknanya yang berhubungan dengan hukum
dan lain sebagainya.
Ilmu
ilmu yang membahas tentang turunnya Al qur an, pengumpulannya, susunannya,
pembukuannya, sebab sebab turunnya, makkiyah dan madaniyahnya, serta nasikh
mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, dan lain lain yang berhubungan dengan A
qur an.
3. Manna’
Khalil Al Qathan
العلم الذ ى ىتنو ل الابحا ث المتعلقت با لقران الكريم من حيث معرفة ا
سبا ب النزول وجمع القران وترتيبه ومعرفة المكى والمدني ولنا سخ و المنسوخ والمحكم
والمتشا به الي غير ذلك مما له صلة با لقران
Dalam
bukunya Syaikh Manna’ Al qathan, mendefinisikan bahwa:‘Ulum adalah bentuk jamak
dari ‘ilm, maknanya al fahmu wa al idrak (pemahaman dan pengetahuan). Dan yang
dimaksud dengan ‘ulumul qur’an, yaitu suatu ilmu yang mencakup berbagai kajian
yang berkaitan dengan kajian kajian Al qur’an seperti: pembahasan tentang Asbab
An nuzul, pengumpulan al qur an dan penyusunannya, masalah makkiyah dan
madaniyah, nasikh dan mansukhya, muhkam dan mutasyabihat dan lain lain.
B.
Nama
dan sifat Al qur’an serta Perbedaannya dengan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi
Namanama Al qur an
Al
qur’an mempunyai nama yang tidak sedikit, semuanya menunjukkan ketinggian
derajatnya sebagai Al kitab samawi yang paling mulia dan tidak ada tolak
tandingnya. Antara lain:
v Al
qur’an
¨bÎ)#x»ydtb#uäöà)ø9$#ÏökuÓÉL¯=Ï9ÏfãPuqø%r&çÅe³u;ãurtûüÏZÏB÷sßJø9$#tûïÏ%©!$#tbqè=yJ÷ètÏM»ysÎ=»¢Á9$#¨br&öNçlm;#\ô_r&#ZÎ6x.
Al
qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus( al isra’: 9)[2]
v Al
kitab
ôs)s9!$uZø9tRr&öNä3ös9Î)$Y6»tGÅ2ÏmÏùöNä.ãø.Ï(xsùr&cqè=É)÷ès?ÇÊÉÈ
Telah
Kami turunkan kepadamu Al kitab yang di dalam nya terdapat kemuliaan bagimu( al
Anbiya’:10)
v Al
furqan
x8u$t6s?Ï%©!$#tA¨tRtb$s%öàÿø9$#4n?tã¾ÍnÏö6tãtbqä3uÏ9úüÏJn=»yèù=Ï9#·ÉtRÇÊÈ
Mahasuci
Allah yang telah menurunkan al furqan kepada hambaNya, agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada penduduk Alam( Al furqan: 1)
v At
tanzil
¼çm¯RÎ)urã@Í\tGs9Éb>utûüÏHs>»yèø9$#ÇÊÒËÈ
Dan
dia itu adalah tanzil (kitab yang diturunkan) dari tuhan semesta alam (asy
Syu’ara: 192).
Sifat sifat Al qur’an
Allah
subhanahu wa ta ‘ala, melukiskan Al qur’an dengan banyak sifat, diantaranya:
·
Nur (cahaya)
$pkr'¯»tâ¨$¨Z9$#ôs%Nä.uä!%y`Ö`»ydöç/`ÏiBöNä3În/§!$uZø9tRr&uröNä3ös9Î)#YqçR$YYÎ6BÇÊÐÍÈ
Wahai
sekalian umat manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu bukti kebenaran
dari tuhan kamu, dan kami pun menurunkan kepada kamu (al qur an sebagai) nur
(cahaya ) yang menerangi (an nisa’:174)
·
Mau’izah(nasehat), syifa’(obat),
huda(petunjuk), dan rahmah(rahmat)
$pkr'¯»tâ¨$¨Z9$#ôs%Nä3ø?uä!$y_×psàÏãöq¨B`ÏiBöNà6În/§Öä!$xÿÏ©ur$yJÏj9ÎûÍrßÁ9$#Yèdur×puH÷quurtûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9ÇÎÐÈ
Wahai
umat manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu Al qur’an yang menjadi
penasehat dari tuhan kamu, penawar bagi penyakit penyakit bathin yang ada dalam
dada kamu, petunjuk hidup, dan sebagai rahmat bagi orang orang yang beriman
(yunus: 57)
·
Mubin (yang menjelaskan)
@÷dr'¯»tÉ=»tGÅ6ø9$#ôs%öNà2uä!$y_$oYä9qßuÚúÎiüt7ãöNä3s9#ZÏW2$£JÏiBöNçFYà2cqàÿøéBz`ÏBÉ=»tGÅ6ø9$#(#qàÿ÷èturÆtã9ÏV24ôs%Nà2uä!%y`ÆÏiB«!$#ÖqçRÒ=»tGÅ2urÑúüÎ7BÇÊÎÈ
Wahai
ahli kitab,sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul kami(Muhammad) dengan
menerangkan kepada kamu banyak dari (keternagan keterangan dan hokum hokum)
yang telah kamu sembunyikan dari kitab suci, dan ia memaafkan kamu (denga tidak
mengungkapkan )banyak perkara (yang kamu sembunyikan), sesungguhnya telah
datang kepada kamu cahaya kebenaran (nabi Muhammad) dari Allah, dan sebuah
kitab Allah yang memberi penjelasan.(al maidah: 15)
·
Al Mubarak( yang diberkati)
#x»ydurë=»tGÏ.çm»oYø9tRr&Ô8u$t6ãBä-Ïd|ÁBÏ%©!$#tû÷üt/Ïm÷ytuÉZçFÏ9ur¨Pé&3tà)ø9$#ô`tBur$olm;öqym4tûïÏ%©!$#urtbqãZÏB÷sãÍotÅzFy$$Î/tbqãZÏB÷sã¾ÏmÎ/(öNèdur4n?tãöNÍkÍEx|¹tbqÝàÏù$ptäÇÒËÈ
Dan
inilah kitab yang kami turunkan, yang diberkati, lagi mengesahkan
kebenaran(kitab kitab suci )yang telah diturunkan sebelumnya…….(al an’am: 92)
·
‘aziz (yang mulia)
¨bÎ)tûïÏ%©!$#(#rãxÿx.Ìø.Ïe%!$$Î/$£Js9öNèduä!%y`(¼çm¯RÎ)urë=»tGÅ3s9ÖÌtãÇÍÊÈ
Sesungguhnya
orang orang kafir terhadap al qur’an ketika sampai kepada mereka, (akan
tertimpa azab yang tak terperikan); Al qur an itu sesungguhnya sebuah kitab
suci yang mulia (fushshilat: 41)
·
Majid (yang dihormati)[3]
ö@t/uqèd×b#uäöè%ÓÅg¤CÇËÊÈ
Bahkan
apa yang mereka dustakan itu adalah Al qur’an yang dihormati (al buruj: 21)
·
Basyir (pembawa berita gembira) dan
nadzir (pemberi peringatan)
Ò=»tGÏ.ôMn=Å_Áèù¼çmçG»t#uä$ºR#uäöè%$|Î/ttã5Qöqs)Ïj9tbqßJn=ôètÇÌÈ#Zϱo0#\ÉtRuruÚtôãr'sùöNèdçsYò2r&ôMßgsùwtbqãèyJó¡oÇÍÈ
Sebuah
kitab yang dijelaskan ayat ayatnya
yaitu: Al qur’an yang diturunkan dalam bahasa arab untuk kaum yang
mengetahui, ia membawa berita yang menggembirakan dan membawa peringatan(
fushshilat: 3-4)
Perbedaan antara Al qur’an, hadis
qudsi dan hadis nabawi
Perbedaan
al qur an dengan hadis qudsi:
ü Al
qur’anul karim adalah kalam Allah yang di wahyukan kepada Rasulullah dengan
lafaznya, yang dengannya orang arab ditantang, tetapi mereka tidak mampu
membuat yang seoerti al qur an itu,. Tantangan itu tetap berlaku, karena al
qur’an merupakan mukjizat abadi hingga hari kiamat. Sedang hadis qudsi tidak
untuk menantang dan tidak pula berfungsi sebagai mukjizat.
ü Al
qur’anul karim hanya dinisbahkan kepada Allah semata, istilah yang dipakai
biasanya, Allah ta’ala telah
berfirman, adapun hadis qudsi diriwayatka dengan disandarkan kepada Allah.
Penyandaran hadis qudsi kepada allah ini bersifat penisbatan insya’i(yang di
adakan). Terkadang juga diriwayatkan dengan disandarkan kepada rasululluah,
tetapai penisbatannya bersifat ikhbar(pemberitaan), karena nabi mengabarkan
hadis itu dari Allah.
ü Seluruh
isi al qur’an dinukilkan secara mutawatir, sehingga kepastiannya sudah mutlak,
sedang hadis qudsi sebagian besar memiliki derajat khabar ahad.
ü Al
qur’anul karim, baik lafaz maupun maknanya dari Allah, adapun hadis qudsi
maknanya saja yang dari Allah, sedang redaksinya dari rasulullah.
ü Membaca
Al qur’anul karim merupakan ibadah, sedang hadis qudsi tidak merupakan ibadah.
Perbedaan hadis qudsi
dengan hadis nabawi
Hadis
nabawi ada dua macam:
1. Tauqifi,
yaitu kandungannya diterima oleh rasulullah dari wahyu, lalu ia jelaskan dengan
kata kata darinya.
2. Taufiqi,
yaitu disimpulkan oleh rasulullah menurut pemahamannya terhadap al qur an,
karena fungsi rasul menjelaskan, menerangkan Al qur’an, atau mengambil istimbat
dengan perenungan dan ijtihad.
Perbedaannya dengan hadis qudsi, yaitu hadis qudsi
itu maknanya dari Allah, hadis ini disampaikan kepada Rasulullah dengan satu
cara dari beberapa model pewahyuan, tetapi lafaznya dari Rasulullah, inilah
pendapat yang kuat. Dinisbatkan kepada Allah adalah penisbatan isinya, bukan
penisbatan lafaznya, sebab seandainya lafaz hadis qudsi berasal dari Allah,
maka tentu tidak akan berbeda dengan Al qur’an, gaya bahasanya pun menantang,
juga yang membacanya dianggap ibadah.
C.
Ruang
lingkup ulum Alqur’an
Ulumul
Qur’an adalah suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang
luas.Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitannya dengan Al-Qur’an,
baik berupa ilmu-ilmu Agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu bahasa Arab,
seperti ilmu balaghah dan ilmu i’rab Al-Quran.
Pokok persoalan ‘ulumul qur’an:
Meliputi
hal menyangkut dengan ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah yang disebut
Makkiah,ayat-ayat yang diturunkan di Madinah disebut Madaniah, ayat-ayat yang
diturunkan ketika Nabi berada di kampung disebut Hadhariah, ayat-ayat yang
diturunkan ketika Nabi dalam perjalanan disebut Safariah, ayat-ayat yang
diturunkan di waktu siang hari disebut Nahariah, yang diturunkan pada malam
hari disebut Lailaiah, yang diturunkan di musim dingin disebut Syitaiah, yang
diturunkan di musim panas disebut Shaifiah, dan yang diturunkan ketika Nabi di
tempat tidur disebut Firasyiah. Juga meliputi hal yang menyangkut sebab-sebab
turun ayat, yang mula-mula turun, yang terakhir turun, yang berulang-ulang
turun, yang turun terpisah-pisah, yang turun sekaligus, yanng pernah diturunkan
kepada seorang nabi, dan yang belum pernah turun samasekali.
2. Sanad
2. Sanad
Meliputi
hal-hal yang menyangkut sanad yang mutawatir, yang ahad, yang syaz,
bentuk-bentuk qira’at Nabi, para periwayat dan para penghafal Al-Qur’an, dan
cara tahammul(penerimaanriwayat).
3. Ada’al –qiraah(cara membaca Al-Qur’an)
3. Ada’al –qiraah(cara membaca Al-Qur’an)
Hal ini
menyangkut waqf (cara berhenti), ibtida’ (cara memulai), imalah, madd (bacaan
yang dipanjangkan), takhfif hamzah(meringankan bacaan hamzah),
idgham(memasukkan bunyi huruf yang sakin kepada bunyisesudahnya).
4. Pembahasan yang menyangkut lafal Al-Qur’an
4. Pembahasan yang menyangkut lafal Al-Qur’an
Yaitu tentang
gharib(pelik),mu’rab(menerimaperubahan akhir kata),majaz(metafora),
musytarak(lafal yang mengandung lebih dari satu makna), muradif(sinonim)isti’arah(metafor),dantasybih(penyerupaan).
5. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum
5. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum
Yaitu ayat
yang bermakna umum dan tetap dalam keumumannya, umum yang dimaksudkan khusus,
umum yang dikhususkan oleh sunnah, yang nash, zahir, mujmal(bersifat global),
mufashshal(dirinci), manthuq(makna yang berdasarkan pengutaraan), mafhum(makna
yang berdasarkan pemahaman), muthlaq(tidak terbatas), muqayyad(terbatas),
muhkam(kukuh,jelas), mutasyabih(samar), musykil(maknanya pelik),
nasikh(menghapus), mansukh(dihapus), muqaddam(didahulukan),
muakhkhar(dikemudiankan), ma’mul(diamalkan) pada waktu tertentu, dan yang hanya
ma’mul(diamalkan) oleh seorang saja.
6. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafal
6. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafal
yaitu, fashal(pisah),
washl(berhubung), ijaz(singkat), ithnab(panjang), musawwah(sama),
qashar(pendek).
Pada dasarnya dan yang
menjadi pokok pembahsan Ulumul Qur’an itu adalah ilmu-ilmu agama dan bahasa
Arab.Namun, melihat kenyataan adanya ayat-ayat yang menyangkut berbagai aspek
kehidupan dan tuntutan yang semakin besar kepada petunjuk Al-Qur’an, maka untuk
menafsirkan ayat-ayat menyangkut disiplin ilmu tertentu memerlukan pengetahuan
tentang ilmu tersebut.
D.
Sejarah
perkembangan ulum al qur’an
Munculnya ulum al qur’an
Ulama
berbeda pendapat mengenai kapan mulai munculnya istilah ulumul qur’an. Ada
beberapa pendapat tentang munculnya ulumul qur’an:
1. Muarrikhin
(ahli sejarah) menyatakan bahwa munculnya ulumul qur’an pertama kali adalah
pada abad ke 7 H, tapi pendapat ini tidak disertai alasan.
2. Imam
Az zarqoni berpendapat bahwa istilah ulumul qur’an inim muncul bersamaan dengan
munculnya kitab Al burhan fi ulumul qur an karya Ali Ibrahim ibnu sa’id yang
terkenal dengan sebutan Al kufi, kitab ini di tulis pada abad ke 5 H, berdasarkan
hal ini Az zarqoni berpendapat bahwa istilah ulumul qur an lahir pada abad ke 5
H.
3. Subhi
sholih berpendapat bahwa munculnya istilah ulumul qur’an pad abad ke 3 H, di
dasri dengan penemuan terhadap beberapa kitab yang [5]membicarakan
kajian al qur an dengan menggunakan istilah ulumul qur an. Menurtnya orang yang
pertama kali menggunakan istilah ini adalah ibnu murzaban. Hasbi ash shiddiqi
sependapat dengan Subhi Sholih.
4. Thoba’thoba’I
menyatakan bahwa munculnya adalah sejak awal turunnya Al qur’an yaitu pada masa
rasulullah, karena para sahabat dan tabi’in telah mengenal ilmu ini pada abad I
hijriah, sekalipun hal itu belum sistematis. Pendapat ini didasari atas adanya
larangan untuk membukukan Al qur’an dengan segala macam cabangnya.
Perkembangan ulumul
qur’an
Pada
masa nabi dan sahabat tidak ada kebutuhan sama sekali untuk menulis atau mengarang buku buku yang berhubungan
dengan ilmu ini. Karena sebagian besar sahabat orang orang yang buta huruf, dan
alat alat tulis sulit diperoleh, tambah lagi rasul sendiri melarang para
sahabat menulis sesuatu yang bukan Al qur’an.
Pada
masa Abu bakar, ilmu ini belum ditulis, ilmu ini diriwayatkan melalui lisan dan
ucapan, misalnya membaca dan mengahfal al qur’an. Pada masa usman, orang arab
mulai bergaul dengan orang non arab maka pada saat ini Al qur’an dibukukan,
khalifah memerintahkan agar membahas semua mushaf lain yang ditulis sahabat
dengan caranya masing masing. Perintah penulisan dan pembukuan Al qur’an adalah
sebagai dasar peletak utama bagi muncul dan berkembangnya ilmu Al qur’an, yang
di kenal pada waktu itu dengan ilmu rasm qur’an.
Tokoh
atau perintis ilmu Al qur’an ini terdiri dari beberapa golongan, yaitu:
1. Golongan
sahabat: Khulafaur Rasyidin, Ibnu abbas, Ibnu mas’ud, Zaid bin tsabit, Ubay bin
ka’ab, Abu musa Al Asy ‘ari, Abdullah bin zubair.
2. Golongan
tabi’in madinah: Mujahid, Atha’ bin yasar, Ikrimah, Qatadah, Hasan Basri, Sa’id
bin zubair, Zaid bin aslam.
3. Generasi
ke tiga kaum muslimin(tabi’tabi’in)
Pada
abad kedua hijriah, ilmu ini mulai berkembang, ulama yang peka dalam ilmu ini Su’bah bin al hajjaj,Sufyan bin uyainah dan
Waki’ bin jarrah.
Pada
abad ketiga, muncul pula Ali bin al
madani, Abu ubaid al qasim Ibnu Salam, Muhammad Ibnu Ayyub Adh Dhoris.
Pada
abad keempat, muncul pula Abu Bakar ibnu
Al qasim al Bari, Abu Hasan Al Asy ‘ari.
Pada abad kelima, muncul pula Ali
Bin Ibrahim bin sa’id Al Kufi.
Pada
abad keenam, muncul tokoh yang terkenal, Abu
Al qasim Abdurahman Al Suhaili, Ibnu Al Jauzi.
Pada
abad ke tujuh, muncul tokoh, Ibnu Abdus
Salam, Alamu Addin As sakhawi.
Pada
abad ke delapan, muncul pula Badar Addin
AzZarkasyi, Ibnu abdi ishba’,ibnu qayyim, Najmuddin Ath Thufi.
Pada
abad kesembilan ulumul muncul lebih baik,dengan tokoh Jalal Ad Din Al Bulqoini, Muhammad Ibnu Sulaiman Al Kafiaji.
Pada
abad kesepuluh, muncul ulama moderat ulumul qur an seperti, As Shuyuthi.
Pada
tiga abad berikutnya, banyak tokoh yang menulis buku tentang ulumul qur an,
diantaranya: Syekh tohir Al jazairi, syekh Muhammad Jalaluddin AlQosimi, Az
zarqoni, Syekh Muhammad Ali Salamah.
E.
Urgensi
mempelajari ulum Al qur’an
Tujuan utama dalam mempelajari ulumul qur’an adalah
untuk memahami kalam Allah dalam berbagai aspek pembahasannya, baik dari aspek
turunnya, pengumpulan dan penulisannya, maupun dari aspek bacaan dan
penafsirannya, serta tidak ketinggalan pula aspek kandungan itu sendiri.
Yang jelas dengan memahami ulumul qur’an, maka akan
lebih mudah memahami pesan pesan Al qur’an yang diturunkan Allah kepada nabi
Muhammad sholallahu’alaihi salam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ulumul
qur-an merupakan disiplin ilmu yang mengkaji seluk beluk Al qur’an baik dari
segi turunnya, dimana turunnya, kejelasan maknanya, muhkam mutasyabihnya,
nasikh mansukhnya, dan lain lain. Perkembangan ilmu ini melalui proses yang
cukup lama, berawal dari kemunculannya, terus berkembang menjadi disiplin ilmu
yang penting dalam ilmu keislaman.
Tujuan
utama dalam mempelajari ulumul qur’an adalah untuk memahami kalam Allah dalam
berbagai aspek pembahasannya, baik dari aspek turunnya, pengumpulan dan
penulisannya, maupun dari aspek bacaan dan penafsirannya, serta tidak
ketinggalan pula aspek kandungan itu sendiri.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan terutama dalam pembahasannya,
oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritikan dan saran untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Abu,2002,
ulumul qur’an sebuah pengantar, Amzah, Jakarta
Qathan, Manna’, pengantar
studi ilmu Al qur’an, Al kautsar
Ash shabuni, Muhammad
ali,1982, pengantar ilmu ilmu qur’an
Dinul islami.blogspot.com/2009/10/ruang-lingkup-ulumul-qur-an