Jumat, 25 Mei 2012

sejarah turunya al-qur'an


MAKALAH
ULUMUL QUR’AN
tentang
Sejarah Turun, Penulisan dan Kodifikasi Al-Quran

“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah ulumul hadits”
 






Oleh :
Handayani       : 310.006

Dosen Pembimbing :
Dr. Asrina, M. Ag


JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM ( PMH )
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
IMAM BONJOL PADANG
2010/2011


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Allah menurunkan Al-Quran kepada hamba-Nya guna untuk jadi petunjuk bagi alam semesta. Allah mengemukakan kepada makhluk itu akidah yang betul dan prinsip-prinsip agama yang kuat. Dalam hal ini ayatlah yang menerangkan dengan jelas. Inilah kurnia Allah kepada umat  manusia, hukum-hukumnya itu mempunyai dasar agama. Untuk membetulkan akidah umat manusia dan menunjukan kepada mereka itu jalan-jalan yang betul yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan untuk menggali tentang “Ulumul Qur’an”.

B.     Tujuan Pembuatan Makalah
Makalah ini penulis buat dengan tujuan untuk mengembangkan diri, menambah ilmu pengetahuan dan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Ulumul Qur’an”  yang dibimbing oleh ibuk Asrina.

C.    Batasan Makalah
Makalah ini penulis batasi pembahasannya pada pokok pembahasan “Ulumul Qur’an”.
1.       Ta’rib Nuzul Al-Qur’an
2.       Ayat Pertama Dan Terakhir Turun
3.       Para Penulis Wahyu
4.       Periode penulisan Al-Qur’an
5.       Masa Kodifikasi Al-Qur’an

BAB II
Sejarah Turun, Penulisan Dan Kodifikasi Al-Qur’an


A.    Ta’rib Nuzul Al-Qur’an
Nuzul qur’an terdiri dari dua kata yaitu Nuzul dan Al-Qur’an. Kata Nuzul berasal dari bahasa Arab yaitu “Nazala”  yang berarti “meluncurkan dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah”. Nuzul juga berarti “singgah” atau “tiba di tempat tertentu”
Jadi nuzul Al-Qur’an adalah turunya sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.[1]
Terdapat dalam firman Allah SWT Q. S. Al-mu’min ayat 29
@è%ur Éb>§ ÓÍ_ø9ÌRr& Zwu\ãB %Z.u$t7B |MRr&ur çŽöyz tû,Î!Í\ßJø9$# ÇËÒÈ
Artinya:
Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah Aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.
Sejarah turunya Al-Qur’an mencakup tiga hal yaitu:
1.      Cara Al-Qur’an itu turun di luh mahfuz
Menurut sayati dalam masalah ini terdapat tiga pendapat  yaitu:
·         Al-Qur’an itu diturunkan kelangit dunia pada malam lailatul Qadar , melengkapi dari awal sampai akhir, kemudian Al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur sesudah itu dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari.
·         Al-Qur’an itu diturunkan kelangit dunia dalam tempo 20 kali malam lailatul Qadar. Pada tiap-tiap malam di turunkan kelangit dunia sekedar yang dikehendaki oleh Allah SWT dalam tahun itu secara berangsur-angsur.
·         Al-qur’an itu permulaanya turun pada malam lailatul Qadar, kemudian diturunkan sesudah itu secara berangsur-angsur dalam waktu yang berbeda-beda.
2.      Cara Al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad SAW.
 $tBur tb%x. AŽ|³u;Ï9 br& çmyJÏk=s3ムª!$# žwÎ) $·ômur ÷rr& `ÏB Ç!#uur A>$pgÉo ÷rr& Ÿ@Åöãƒ Zwqßu zÓÇrqãsù ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ $tB âä!$t±o 4 ¼çm¯RÎ) ;Í?tã ÒOŠÅ6ym ÇÎÊÈ
Artinya: 
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir[2] atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.(Q. S. Asy-syura : 51)
            Apabila diperhatikan ayat di atas, ada tiga macam cara Allah berkomunikasi dengan Nabi-Nabinya:
§  Dengan wahyu secara langsung tanpa memakai perantara
§  Dengan wahyu dari balik takbir
§  Dengan mengutus seorang utusan yaitu malaikat Jibril




B.     Ayat Pertama dan Terakhir Turun
a.       Ayat pertama turun
Q. S. Al-Alaq ayat 1-5
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
Artinya:
1.  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[3],        
5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
            Ayat ini diturunkan kepada Nabi Muhammad saat dia sedang berkhalwat di Gua Hira’. Sampai suatu saat datanglah kepaadanya seorang malaikat. Malaikat itu berkata: “Bacalah” nabi menjawab “Aku tidak bisa membaca”. Ucapan itu berlangsung tiga kali dan pada ucapan yang ketiga malaikat berkata “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmu yang Maha mulia, yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
            Ayat tersebut juga mengandung perintah untuk membaca. Membaca merupakan salah satu perantara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Dalam Islam pada masa-masa pertama dari kehidupan dikenal dengan satu tanda yaitu ilmu pengetahuan.
            Jika Al-Qur’an telah mengarahkan perhatian umat Islam kepada ilmu pengetahuan dan memrintahkan. Beliau telah banyak memerintahkan umat Islam untuk menuntut ilmu ilmu pengetahuan.
b.      Ayat terakhir diturunkan
tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ
Artinya:
Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”(Q. S. Al-Maidah : 3)

Ayat di atas diturunkan pada tanggal 9 dzulhijjah tahun ke-10 hijriah. Ayat tersebut turun pada saat Rasulullah melaksanakan Haji Wada’ di kota Mekkah bersama kaum Muslimin. Setelah menerima ayat ini. Rasulullah sempat menikmati hidup di Dunia selama 81 hari.
Ayat ini juga diturunkan oleh Allah sebagai penyempurnaan agama pada ayat ini Allah menyempurnakan Hukum-Hukum, halal dan haram, nasehat dan peringatan. Dengan kata lain, tidak ada lagi ayat yang turun setelah itu.

C.    Para penulis wahyu
Sesunggunya Rasulullah seorang yang ummi. Keumminya ini tidak dapat diragukan lagi, karena sesudah beliau menerima wahyu beliau mengambil para penulis yang menuliskan wahyu:
1)      Abu Bakar As-Shiddiq     6) Ubay  bin ka’b bin Qais
2)      Umar bin Khattab             7) Zeed bin Tsbit                   
3)      Utsman bin Affan             8) Muawiyah bin Abi Sofyan
4)      Ali bin Abi Tholib             9) Muhammad bin  Maslamah
5)      Zabair bin Awwan                        10) Arqam bin Abil Arqam
      Lingkungan Arab saat itu bukanlah lingkungan tulis baca, yang dapat menulis dan membaca dapat dihitung, sedangkan lingkungan Madinah adalah di bawah lingkungan Mekah. Di Madinah ketika Rasul hijrah hanya beberapa orang saja yang dapat menulis, diantaranya:
1)      Zaid bin Zararah               4) Zaid bin Tsabit
2)      Mudazir bin ‘Amr             5) Rafi’ bin Malik
3)      Ubai bin Wahab                6) Aus bin Kahuly

Rasul merasakan itu setelah hijrah ke Medinah. Maka tindakan pertama yang dilakukan rasul setelah menang dalam perang, melawan tawanan orang-orang Quraisy yang dapat menulis dan membaca.
Allah memilih Muhammad di mana beliau seorang yang ummi, agar manusia mengikuti baliau dan mengamankan kerisalahanya, itulah satu sebab dari firman Allah SWT
$tBur |MZä. (#qè=÷Fs? `ÏB ¾Ï&Î#ö7s% `ÏB 5=»tGÏ. Ÿwur ¼çmÜèƒrB šÎYŠÏJuÎ/ ( #]ŒÎ) z>$s?ö^w šcqè=ÏÜö6ßJø9$# ÇÍÑÈ