Jumat, 11 Januari 2013

Pengertian, nama-nama, dan istilah dasar dalam Ilmu kalam



MAKALAH
ILMU KALAM
Tentang
Pengertian, nama-nama, dan istilah dasar dalam Ilmu kalam









Oleh :
HANDAYANI
310.006

Dosen pembimbing :
Drs. Ali Umar Ganti, M.Ag
Asisten Dosen :
Aulia Fahmi, MA

JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH
IAIN IMAM BONJOL PADANG
1432 H / 2011 M






BAB I
PENGANTAR

Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi, yaitu keyakinan atau akidah dan sesuatu yang diamalkan atau amaliyah. Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan implementasi dari akidah itu. Islam adalah agama samawi yang bersumber dari Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad yang berintikan keimanan dan perbuatan.
Keimanan dalam agama islam merupakan pondasi yang diatasnya berdiri syari’at islam. Selanjutnya dari pokok pokok tersebut muncullah cabang cabangnya. Antar keimanan dan perbuatan atau akidah dan syari’at keduanya sambung menyambung, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Keimanan atau akidah dalam dunia keilmuan dijabarkan melalui suatu disiplin ilmu yangh sering diistilahkan dengan ilmu tauhid, ilmu ‘aqaid, ilmu kalam, ilmu ushuluddin, ilmu hakikat, ilmu ma’rifat dan sebagainya.
Dengan demikian, maka aspek pokok dalam ilmu tauhid atau ilmu kalam adalah masalah keyakinan akan adanya eksistensi Allah Yang Maha Sempurna, Maha Kuasa dan kesempurnaan lainnya. Keyakina tersebut akan membawa seseorang untuk mempercayai adanya malaikat malaikat, kitab kitab suci, yang diturunkan Allah, Nabi nabi dan Rasul-rasul Allah, takdir, dan mempercayai adany kehidupan sesudah mati.














BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN ILMU KALAM, NAMA LAIN ILMU KALAM, DAN ISTILAH DASAR DALAM ILMU KALAM
A.    PENGERTIAN ILMU KALAM
Secara harfiyah, kalam berarti perkataan atau pembicaraan. Perkataan kalam sebenarnya, merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi, khususnya bagi kaum muslimin. Secara harfiyah perkataan kalam dapat ditemukan dalam Al qur’an, antara lain:
  An nisa’: 164
Wxßâur ôs% öNßg»oYóÁ|Ás% šøn=tã `ÏB ã@ö6s% Wxßâur öN©9 öNßgóÁÝÁø)tR šøn=tã 4 zN¯=x.ur ª!$# 4ÓyqãB $VJŠÎ=ò6s? ÇÊÏÍÈ
Dan (Kami Telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung
  Al baqoroh: 75
* tbqãèyJôÜtGsùr& br& (#qãZÏB÷sムöNä3s9 ôs%ur tb%x. ×,ƒÌsù öNßg÷YÏiB tbqãèyJó¡o zN»n=Ÿ2 «!$# ¢OèO ¼çmtRqèùÌhptä .`ÏB Ï÷èt/ $tB çnqè=s)tã öNèdur šcqßJn=ôètƒ ÇÐÎÈ
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?



  At taubah: 6
÷bÎ)ur Ótnr& z`ÏiB šúüÏ.ÎŽô³ßJø9$# x8u$yftFó$# çnöÅ_r'sù 4Ó®Lym yìyJó¡o zN»n=x. «!$# ¢OèO çmøóÎ=ö/r& ¼çmuZtBù'tB 4 y7Ï9ºsŒ öNåk¨Xr'Î/ ×Pöqs% žw šcqßJn=ôètƒ ÇÏÈ
Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, Kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak Mengetahui.
Dengan demikian, secara harfiyah perkataan kalam berarti pembicaraan atau perkataan. Sedangkan menurut ayat ayat tersebut diatas, istilah kalam berarti sabda Allah atau firman Allah, sebagaiman juga menurut para mufassir, sebutan kalam tiada lain adalah menunjukkan pengertian Kalamullah. Demikian pula menurut Encyclopedia of Religion, yang mengartikan kalam dengan pembicaraan atau perkataan.
Setelah memahami arti kalam secara harfiyah, marilah kita lihat pengertian kalam secara maknawiyah, atau yang secara metodologis lebih mendekati kepada pengertian keilmuan. Oleh karena itu, kita mencoba memahami beberapa pengertian atau defenisi ilmu kalam yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
  Dr. Nuzaffaruddin Nadvi, dalam bukunya Muslim Thought and  It’s source ia mengatakan bahwa ilmu kalam tiada lain adalah”Ilmu berpikir, yang lahir pada saat terjadinya percekcokan antara penganut islam ortodoks dengan penganut islam baru.” Penganut islam baru adalah orang orang yang baru memeluk agama islam, yang pemikirannya masih bercampur dengan ide ide keagamaan lama dan pemikiran leluhur mereka, seperti yahudi, hindu, budha dan isme-isme lainnya.
  Muhammad Abduh mengartikan ilmu kalam dengan ilmu yang berisi alasan alasan, atau sekumpulan argumentasi, guna mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang orang yang menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunnah.
Dari pengertian di atas dapat diperoleh gambaran, bahwa ilmu kalam tiada lain adalah perdebatan teologis di antara umat islam yang didasarkan  atas argumen-argumen logis-rasional, terutama berkaitan dengan kalam illahi yang dihubungkan dengan beberapa persoalan manusia seperti baik dan buruk, kebebasan berkehendak, mukmin kafir, maupun dengan alam semesta berkenaan dengan kebaharuan dan keqadiman alam ini.
B.     NAMA-NAMA LAIN ILMU KALAM
1.       Ilmu tauhid
Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasannya dititikberatkan kepada ke-Esa-an Allah. Tauhid adalah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mempercayai tidak ada sekutu bagi-Nya. Tujuan tauhid adalah menetapkan ke-Esa-an Allah dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Sebab itulah pembahasan yang berhubungan dengan-Nya dinamakan ilmu tauhid. Yang terpenting dalam ilmu tauhid adalah mengenai ke-Esa-an Allah.
Ilmu tauhid menurut Muhammad Abduh adalah sebagai berikut:
“Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat sifat yang wajib tetap bagi-Nya, sifat sifat yang jaiz disifatkan kepadaNya, dan sifat sifat yang wajib ditiadakan bagiNya. Juga membahas tentang Rasul Rasul Allah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada padanya, hal hal yang jaiz yang dihubungkan pada diri mereka, dan hal hal yang terlarang menghubungkannya pada diri mereka”.
2.       Ilmu kalam
Menurut syekh Muhammad Abduh, Ilmu Tauhid sering disebut juga dengan ilmu  manakalam.
“Ilmu kalam ialah Ilmu yang berisi alasan alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dali pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunnah”
Dinamakan ilmu kalam karena dalam pembahasannya mengenai eksistensi Tuhan dan hal hal yang berhubungan dengan-Nya digunakan argumen argumen filosofis dengan menggunakan logika atau mantik.
3.       Ilmu theologi
Disebut juga dengan ilmu teologi karena pembahasannya mencakup persoalan persoalan dasar dan soal pokok seperti Ketuhanan, iman, kufur, dan hal hal pokok lainnya sebagaimana tercakup dalam rukun iman.
Pada awalnya istilah teologi digunakan oleh kalangan orang barat untuk memberikan pengertian yang berkaitan dengan hak ketuhana dalam agama kristen. Kemudian istilah tersebut mereka gunakan untuk menamakan sesuatu yang oleh dunia islam dinamakan ilmu tauhid , ilmu kalam atau Ilmu ushuluddin. Pada intinya, ilmu theologi membahas tentang:
  Kepercayaan tentang Tuhan dan segala isinya, seperti tentang wujud keesaan, dan sifat sifat Allah.
  Pertaliannya dengan alam semesta, yang berarti termasuk didalamnya tentang proses terjadinya alam, keadilan, dan kebijaksanaan Tuhan, pengutusan Rasul Rasul yang meliputi soal soal penerimaan wahyu dan berita berita alam ghoib.
4.       Ilmu Ushuluddin
Dinamakan juga dengan ilmu ushuluddin karena objek pembahasan utamanya adalah dasar dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam ajaran islam. Dan masalah kepercayaan itu betul betul menjadi dasar pokok dari persoalan lain dalam agama islam.
“Ilmu Ushuluddin ialah ilmu yang membahas tentang prinsip-prinsip kepercayaan agama dengan dalil dali yang qat’i (Alqur’an dan hadits mutawatir) dan dalil akal pikiran.”
C.     ISTILAH DASAR DALAM PEMBAHASAN AKIDAH
1.      Iman
Kata iman berasal dari bahasa arab yang berarti tasdiq (membenarkan). Iman ialah kepercayaan dalam hati meyakini dan membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Karena iman, seseorang mengakui adanya hal hal yang wajib dan hal hal yang mustahil bagi Allah. Iman menjadikan seorang mukmin berbahagia dan berhak untuk mendapatkan surga Tuhan kelak di hari akhirat.
Dalam pembahasan Ilmu kalam, konsep iman terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
·         Iman adalah tasdiq di dalam hati akan wujud Allah dan keberadaan Nabi dan Rasul Allah. Menurut konsep ini, iman dan kufur semata mata urusan hati, bukan terlihat dari luar.
·         Iman adalah tasdiq di dalam hati dan diikrarkan dengan lidah. Denga demikian seseorang dapat digolongkan beriman apabila ia mempercayai dalam hatinya akan keberadaan Allah dan mengikrarkan (mengucapkan) kepercayaan itu dengan lidah.
·         Iman adalah tasdiq dalam hati, ikrar dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. Antara iman dan perbuatan manusia terdapat keterkaitan karena keimanan seseorang ditentukan pula oleh amal perbuatan.
2.      Kufr
Dalam banyak pengertian sering diantagoniskan atau sebagai keadaan yang berlawana dengan iman. Adapun yang dimaksud kufr dalam pembahasan ini adalah keadaan tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah. Kekafiran jelas sangat bertentangan dengan akidah islam sebab tauhid adalah kepercayaan dan keimanan atau keyakinan akan adanya Allah.
Dengan demikian, kufr merupakan keadaan dimana seseorang tidak mengikuti ketentuan ketentuan syari’at yang telah digariskan Allah.
3.      Nifaq
Adalah suatu perbuatan yang lahir dan bathinnya tidak sama. Secara lahiriah beragama islam, namun jiwa atau batinnya tidak beriman. Orang yang melakukan perbuatan nifaq disebut munafiq, orang orang munafik suka memanfaatkan segala situasi untuk menghancurkan isla dari dalam. Oleh sebab itu, untuk mengetahui apaka seseorang munafik atau tidak, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya yang meruguikan atau bertentangan dengan kepentingan agama islam.









http/m.irsyad.blogspot.com/2010/01/syirik-kufur-nifaq

SYIRIK, KUFUR, DAN NIFAQ

Syirik, kufur dan nifaq adalah tiga hal yang bisa membatalkan tauhid seseorang atau setidak-tidaknya mengurangi kesempurnaannya. Oleh karena itu, kita harus memiliki pemahaman yang betul-betul baik tentang tiga perkara ini. Dan yang paling penting adalah, kita senantiasa berusaha agar tidak terjatuh dan terjerumus kedalam tiga perkara tersebut.
Sebelum kita membahas satu persatu ketiga perkara ini, marilah terlebih dulu kita perhatikan dan kita renungkan beberapa firman Allah berikut ini:
”Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);  sesungguhnya telah jelas jalan yang lurus daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang kufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka berarti ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah : 256).
”Dan sungguh Kami telah mengutus seorang rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan), ’Beribadahlah kepada Allah (saja), dan jauhilah thaghut” (QS An-Nahl : 36).
”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka menegakkan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS Al-Bayyinah : 5).
Selanjutnya, berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai ketiga perkara tersebut, dimulai dari syirik, lalu kufur dan terakhir nifaq.
Pertama : Syirik (Kesyirikan) [QS An-Nisa’ : 48 & 116, QS. Al-An’am : 82, QS Luqman : 13, QS Az-Zumar : 65]
Syirik Akbar (Kesyirikan Besar)
  1. Syirik dalam rububiyah, seperti keyakinan bahwa arwah orang yang sudah meninggal mampu memberikan manfaat atau mudharat, memenuhi kebutuhan orang yang hidup, atau keyakinan bahwa ada orang yang ikut mengatur alam raya ini bersama Allah, dan seterusnya.
  2. Syirik dalam asma’ wa shifat, seperti keyakinan bahwa ada orang yang mengetahui hal ghaib selain Allah, misalnya dukun, peramal dan semacamnya, syirik dengan menyerupakan shifat Allah dengan shifat makhluq, dan lain-lain.
  3. Syirik dalam uluhiyah (ibadah), seperti syirik dalam ibadah, doa, takut, cinta, harap, taat, dan sebagainya.
Syirik Ashghar (Kesyirikan Kecil)
  1. Qauli (berupa ucapan), seperti bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, dan sebagainya.
  2. Fi’li (berupa perilaku dan perbuatan), seperti tathayyur, datang ke dukun, memakai jimat dan rajah (yang bukan berupa ayat Al-Qur’an atau doa yang dibenarkan), dan sebagainya.
  3. Qalbi (berupa amal hati / batin), seperti riya’, sum’ah, dan sebagainya.
Beberapa Sarana yang Mengantarkan kepada Kesyirikan
  1. Ghuluw (berlebih-lebihan) dalam tawassul yang diperselisihkan.
  2. Memfungsikan kuburan seperti fungsi masjid.
  3. Sikap ghuluw terhadap orang shalih (baik yang masih hidup maupun khususnya yang sudah wafat).
  4. Kultus individu, benda, dan tempat.
  5. Penghormatan, pemuliaan, dan pengagungan terhadap patung-patung dan gambar-gambar.
  6. Hari-hari raya dan peringatan-peringatan bid’ah.
  7. Amal-amal bid’ah pada umumnya
Kedua : Kufur (Kekufuran) [QS Al-Baqarah : 6 – 7, QS Al-Kafirun]
Kufur Akbar (Kekufuran Besar) :
  1. Kufur pengingkaran dan pendustaan (kufr al-inkaar wat takdziib). Lihat QS Al-An’am : 66, QS Al-’Ankabut : 68
  2. Kufur keragu-raguan (kufr asy-syakk). Lihat QS Al-Kahfi : 35 - 38
  3. Kufur keengganan dalam mematuhi hukum Allah karena faktor kesombongan (kufr al-imtinaa’ wal istikbaar). Lihat QS Al-Baqarah : 34, QS Asy-Syu’araa’ : 111, QS Al-A’raf : 12, QS Al-Israa’ : 61.
  4. Kufur pelecehan dan pengolok-olokan terhadap ajaran Islam (kufr as-sabb wal istihzaa’). Lihat QS At-Taubah : 65 – 66.
  5. Kufur kebencian terhadap bagian ajaran Islam (kufr al-bughdh). Lihat QS Muhammad : 9.
  6. Kufur perpalingan (berpaling) dari hukum Allah (kufr al-i’raadh). Lihat QS Al-Ahqaf : 3, QS Ali ’Imran : 32, QS As-Sajdah : 22.
  7. Kufur nifaq (kemunafikan). Lihat QS Al-Munafiqun : 3.
  8. Kufur loyalitas terhadap orang-orang kafir (kufr al-walaa’). Lihat QS Ali ’Imran : 28.
Kufur Ashghar (Kekufuran Kecil) :
Adalah setiap jenis kemaksiatan yang disifati dengan kekufuran dan tidak termasuk kategori kufur akbar, seperti :
  1. Kufur nikmat (QS An-Nahl : 83 & 112)
  2. Meninggalkan sholat (HR At-Turmudzi)
  3. Mendatangi dukun dan peramal (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Bazzar)
  4. Memerangi atau membunuh sesama muslim (HR Muttafaq ’Alaih)
  5. Melecehkan dan memperolok-olokkan suatu keturunan, marga, etnis, dan semacamnya (HR Muslim)
  6. Meratapi orang yang meninggal (HR Muslim)
  7. Larinya budak dari tuannya (HR Muslim)
  8. Menisbatkan diri seseorang kepada selain orangtuanya yang sebenarnya (HR Muttafaq ’Alaih)
Ketiga : Nifaq (Kemunafikan) [QS Al-Baqarah : 8 – 20, QS An-Nisa’ : 142 - 146, QS Al-Munafiqun)
Nifaq Akbar (Kemunafikan Besar) :
Adalah nifaq i’tiqadi (kemunafikan yang berupa keyakinan hati). Karena dasarnya adalah keyakinan hati, maka tidak mudah diketahui. Namun ada beberapa bentuk amal lahir mereka yang termasuk jenis kufur akbar, yang diungkapkan dalam Al-Qur’an, seperti :
  1. Melecehkan dan memperolok-olokkan Allah, Rasul-Nya saw, dan Al-Qur’an (QS At-Taubah : 65 – 66).
  2. Mencaci Allah dan Rasul-Nya atau mendustakan keduanya (QS At-Taubah : 158).
  3. Berpaling dari hukum Allah dan menghalang-halangi orang dari jalan Allah (QS An-Nisa’ : 61).
  4. Berhukum dengan hukum dan undang-undang orang-orang kafir (QS An-Nisa’ : 66).
  5. Meyakini isme-isme jahiliyah yang bertentangan dengan Islam : sekularisme, nasionalisme, dan lain-lain.
  6. Berpihak dan memberikan loyalitas serta dukungan kepada orang-orang kafir dalam memerangi kaum muslimin.
  7. Bergembira atas kemenangan dan kaunggulan orang-orang kafir atau kealahan dan keterpurukan ummat Islam (QS Ali ’Imran : 119 – 120)
  8. Mencela dan melecehkan para ulama, pejuang atau tokoh Islam, dan kaum mukminin militan pada umumnya (QS Al-Baqarah : 13, QS At-Taubah : 79).
  9. Memuji-muji kaum kafir, mengung-agungkan tokoh-tokoh mereka, dan mempublikasikan pemikiran-pemikiran mereka yang bertentangan dengan Islam (QS Al-Mujadalah : 14).
Nifaq Ashghar (Kemunafikan Kecil) :
Juga disebut dengan Nifaq ’Amali (Kemunafikan Amal Perbuatan).
Definisinya : bahwa seseorang menampakkan amal lahiriyah yang baik dan terpuji, namun pada saat yang sama ia menyembunyikan didalam hatinya sesuatu yang buruk dan tercela, yang bertentangan dengan yang ditampakkan.
Dan diantara contoh-contoh nifaq ashghar adalah :
  1. Berdusta dengan sengaja saat berbicara (HR Muttafaq ’Alaih)
  2. Berjanji, namun dalam hatinya telah berniat untuk tidak menepatinya (HR Muttafaq ’Alaih)
  3. Sengaja melakukan pelanggaran saat berperkara, seperti menolak kebenaran, berdalih dengan kebatilan dan kedustaan, padahal dia tahu hakikat masalahnya (HR Muttafaq ’Alaih)
  4. Mengambil dan menerima amanat dengan menyimpan niat sejak awal untuk berkhianat (HR Muttafaq ’Alaih)
  5. Riya’ dalam melakukan amal-amal  shalih (HR Ahmad)
  6. Tidak memiliki dan menyimpan niat jihad (HR Muslim)
  7. Menampakkan kecintaan pada seseorang, padahal sebenarnya ia menyimpan kebencian terhadapnya (HR Bukhari dan Ahmad)
  8. Membenci sahabat Anshar secara khusus (HR Muttafaq ’Alaih) dan para shahabat seluruhnya secara umum.
  9. Dan sebagainya.

Perbedaan-perbedaan antara yang Akbar (Besar) dan yang Ashghar (Kecil) dari Syirik, Kufur, dan Nifaq :
  1. Yang akbar menyebabkan pelakunya dihukumi kafir, murtad, dan keluar dari Islam dengan segala konsekuensinya. Dan tidak demikian dengan pelaku yang ashghar (QS Al-Baqarah : 221).
  2. Pelaku yang akbar jika tidak bertaubat sampai meninggal, maka tertutuplah peluang ampunan baginya. Dan tidak demikian dengan pelaku yang ashghar (QS An-Nisa’ : 48, 116, & 145).
  3. Yang akbar menggugurkan seluruh amal pelakunya dan menjadikannya sia-sia belaka (QS Al-Furqan : 23, QS Az-Zumar : 65). Dan tidak demikian dengan yang ashghar.
  4. Pelaku yang akbar diharamkan masuk Surga dan akan kekal di Neraka selama-lamanya. Dan tidak demikian dengan pelaku yang ashghar (QS Al-Maidah : 72).
  5. Yang akbar mewajibkan terjadinya bara’ (permusuhan) penuh secara mutlak terhadap pelakunya. Dan tidak demikian dengan pelaku yang ashghar (QS Al-Mumtahanah : 4)
Catatan : Jangan pernah menganggap remeh dan kecil hal-hal yang masuk dalam kategori syirik, kufur, dan nifaq ashghar, karena terpengaruh oleh sebutan kecil (ashghar) tersebut. Karena, sekecil-kecilnya syirik kecil, kufur kecil, dan nifaq kecil, tetap termasuk kategori dosa-dosa besar



http/www.sabah.org/tazkirah/syirik-murtad-nifaq-fasiq
Syirik, Murtad, Nifaq & Fasiq

SYIRIK
Syirik bermakna mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain daripada sifat uluhiyyahnya ( berhak disembah, dicintai, dipatuhi perintahNya dan didoakan kepadaNya ) ataupun sifat rububiyyahnya ( menjadikan, mentadbir, dan menguruskan alam ).
Sesiapa yang menganggap mana-mana satu daripada sifat-sifat yang tersebut itu ada pada selain daripada Allah, sesungguhnya dia telah melakukan syirik dengan Allah walaupun dia pada masa itu masih mengaku beriman dengan Allah.
Perkataan kufur juga mempunyai makna yang sama dengan syirik walaupun terdapat di kalangan ulama’ yang membezakan di antara kufur dengan syirik tetapi apabila dilihat kepada mafhumnya maka ianya tidaklah mempunyai perbezaan yang boleh dianggap bahawa dua perkataan itu mempunyai makna yang terlalu berlainan.

MURTAD
Murtad bermakna kembali setelah Islam. Ijma’ ulama’ menyatakan bahawa seseorang Muslim yang ingkar kepada apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah adalah murtad; iaitu kafir setelah Islam kecuali jika dia benar-benar jahil. Tetapi sekiranya diberitahu dan ditegakkan hujjah namun dia masih tetap dengan keingkarannya maka dia dihukumkan dengan kufur dan murtad.

NIFAQ
Nifaq ialah sifat dan amalan yang dilahirkan oleh seseorang yang berupa amalan dan sifat seorang Muslim pada zahirnya tetapi hakikatnya dan juga apa yang ada di dalam hatinya tidak demikian.
Jika apa yang tersembunyi di hatinya itu berupa perasaan yang tidak menafikan iman, maka tidaklah menjadi kufur. Sekiranya terdapat perasaan yang menafikan iman walaupun lidahnya berikrar, maka dia tidak beriman di sisi Allah. Tetapi di kalangan kita, dia adalah orang Islam, bermuamalah dengannya sebagai seorang Islam selagi tidak lahir kekufurannya.
Sesungguhnya Allah hanya memberitahu kepada kita tanda-tandanya sahaja dan terserahlah kepada si munafiq itu untuk menyedari bahawa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala yang tersembunyi di hatinya. Di dalam Al-Quran, Allah telah mendedahkan sifat-sifat orang munafiq seperti berikut:
“Dan di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan hari akhirat, padahal mereka bukanlah orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah, padahal mereka menipu diri mereka sendiri sedangkan mereka tidak sedar.”

FASIQ
Fasiq pada umumnya ialah maksiat, meninggalkan perintah Allah, dan keluar dari jalan yang dibenarkan. Di dalam Al-Quran, istilah fasiq ini digunakan bagi menerangkan perbuatan-perbuatan tersebut:

1. Maksiat kepada Allah dalam meninggalkan tauhid, maka ini adalah syirik ( As-Sajadah:18 )
2. Maksiat kepada apa yang dibawa oleh Rasulullah saw, maka ini adalah kufur ( At-Taubah:80 )
3. Maksiat kepada Deen tanpa syirik dan kufur ( Al-Maidah:25 )
Dikeluarkan oleh Syukbah Dakwah dan Pendidikan, Masjid Negeri Sabah. Siri












BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu yang membahas tentang masalah masalah ketuhanan, kenabian, sifat sifat Allah, wujud Allah dan hal yang berkaitan dengan-Nya. Karena itu, aspek terpenting dalam ilmu tauhid adalh keyakinan akan adanya Allah yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, dan memiliki sifat sifat ke-Maha Sempurnaan lainnya. Keyakinan ini pada gilirannya akan membawa kepada keyakinan terhadap adanya malaikat, kitab kitab, Nabi dan Rasul, hari akhir, dan melahirkan kesadaran akan tugas dan kewajiban terhadap khalik (pencipta).
Dengan meyakini hal hal tersebut, seorang mukmin akan menyadari kewajibannya kepada khalik. Sebab antara amal perbuatan dan keyakinan terdapat kaitan erat dan amal perbuatan yang timbul merupakan konsekuensi logis dari keyakinan yang ada dalam diri seorang mukmin terhadap Allah.












DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam,cet II, 2009,  Pustaka Setia, Bandung
Ghazali, Adeng muchtar, Perkembangan ilmu kalam dari klasik hingga modern, cet  I, 2005, Pustaka Setia, Bandung
Nasution, Harun, Teologi Islam, aliran aliran sejarah analisa perbandingan, cet 5, 2010, UI-Press, Jakarta

http/m.irsyad.blogspot.com/2010/01/syirik-kufur-nifaq

http/www.sabah.org/tazkirah/syirik-murtad-nifaq-fasiq

0 komentar:

Posting Komentar